Kau tahu apa yang menyebabkan manusia kehilangan
keseimbangan dalam menjalani hidupnya? Kebanyakan manusia hanya menyibukkan
dirinya dalam rutinitas duniawi. Mencari dan mencari pangkat. Menumpuk dan menumpuk
harta hingga tak berbilang kekayaannya. Ingin terus dipandang sebagai hartawan
dan lain sebagainya.
Jangan sampai kita menjadi manusia yang luput dari mensyukuri nikmat-Nya. Setiap hela nafas adalah nikmat. Setiap kedipan mata adalah nikmat. Setiap langkah adalah nikmat. Setiap rasa baik yang dirasakan oleh lidah ataupun hati juga nikmat.
Ketika senang adalah bentuk nikmat, maka ingatlah pada dzat yang memberikan nikmat. Ketika sulit menerpa-nerpa juga harus bersabar dan bertawakkal, semoga kesedihan yang dilalui dengan kesabaran akan berbuah kenikmatan.
Hidup ini singkat guys! Kalau ndak dinikmati senikmat mungkin, bisa saja nikmat yang paling nikmat setelah semua nikmat yang telah Tuhan berikan akan sirna. Di atas kenikmatan ada nikmat yang paling nikmat. Itu adalah rahmat-Nya. Syurga-Nya.
Kau tahulah ke mana harus bersimpuh. Tunduk dan sujud di hadapan-Nya. Saat senang dan saat susah.
________
Kau tahu ke mana harus pulang?
Jangan!
jangan kau cari Tuhan saat kau terkapar oleh derita
atau saat panasnya matahari menjilat-jilat ubunmu di kala siang menjelma
Jangan!
jangan kau temui Tuhan karena ada maunya
atau karena kesusahan sedang melanda
Nikmat dari-Nya lebih banyak dari apa yang kau duga
Dia setia menjaga di saat kau lelap,
Dia kembali menghidupkanmu agar kau mau bersyukur
Hamba itu hidup menerima segala pemberian Tuhannya,
Agar lisan mengucap syukur tak henti-hentinya,
Menengadahkan tangan memohon ampunan-Nya,
Berbaik sangka atas takdir dari-Nya
dan Alam...
akan setia membentangkan jalan kebaikan untukmu jua
Ah...
Manusia dengan sifatnya,
lalai - alpa
Kadang ingat Tuhannya,
kadang juga lupa
Lebih banyak lupa,
dari mengingat-ingat nikmat pemberian Tuhan-Nya
Wahai Tuhanku...
Aku ini hanya tulang berbalut daging
Berjalan di atas bumi dengan izin-Mu
Lalu aku khianati janjiku pada-Mu,
dulu
Dunia memang indah Tuhanku,
aku mengakui itu
Dunia menyilaukan pandanganku,
aku tergelincir,
rapuh ibadahku
Ingatan-ingatanku hanya tentang dunia dan seisinya
Duh,
Aku... jenuh
Dunia hanya menyuguhkan kesenangan semu,
aku terhunus oleh nafsu
Panah-panah racun merusak jiwa dan ragaku
Aku pasrah pada-Mu
Aku kembali berharap pada-Mu
Engkau benar Tuhanku
Dunia tak menjanjikan apapun untukku
Hanya Engkaulah, kepada-Mulah
Aku bersimpuh.
Batu, 23 Februari 2016
0.50 Am
____________________
My trip in Semarang, Masjid Agung Jawa Tengah.
Wisata rohani pembangkit semangat, peneguh jiwa sebagai hamba.