Rabu, 27 Desember 2017

Squad Galang Dana untuk Palestina: Bag. 2



Bismillah 

Seperti biasa, aku mencoba mengingat-ingat bagaimana waiting list jum’at yang telah berlalu, tepatnya 2 jum’at lalu. Masih dalam aksi galang dana untuk Palestina.

Well, kan kumulai dengan ingatan episode pertama kita melakukan penggalangan dana di Kemrata. Aras Sembilan, Track Angker. Isinya mungkin ga terasa angker sebab kita ingin fokus bagaimana menumbuhkan rasa cinta pada saudara kita di Palestina ke anak-anak Pramuka pada malam Kemrata itu. Tapi, beneran... jujur itu track, perjalanan yang paling mendebarkan. Dan jika penggalangan dana sebelumnya aku bersama Kakak-Kakak Jenggo (Akhwat Jomblo), kali ini aku dibersamai pemuda-pemudi Aceh Tamiang.
__________
Sebelum Jum’at, 15 Desember 2017. Kamis malam, kita ribut aja di grup Alumni Sanlat (Pesantren Kilat). 

“Bagaimana kalau kita galang dana untuk Palestina? Mau?” Kak Nin memulakan percakapan
“Ok mau kak” Jawab anak-anak

Riuh grup Alumni Sanlat 2017 melebihi pajak, ada yang sedang minta izin dulu ke ortu masing-masing, ada yang langsung mengiyakan ajakan Instruktur Sanlat, ada yang mulai browshing mencari teman untuk menggalang dana, berbagai respon akan ditemukan dalam grup tersebut.  

Maaf yah karena mendadak. Memang isu Palestina kembali mencuat begitu saja, tanpa konfirmasi sebelumnya. Seandainya Donal Trump konfirmasi terlebih dahulu ke kita, tentunya kita akan melakukan persiapan yang begitu matang. Gak dadakan. Hehe tentu saja itu tidak akan terjadi. Tapi, saya begitu yakin kalau kalian (Pemuda Tangguh) tak akan menyia-nyiakan ajakan untuk melakukan penggalangan dana khususnya untuk Palestina. Negeri para anbiya. Negeri yang tersebut di dalam Al-Qur’an. Palestina.

Aku masih terus mengingat-ingat bagaimana kisah “Gadis Kecil di Tepi Gaza” yang begitu mengharukan. Ayahnya seorang pejuang Hamas yang dipenghujung usianya tak dapat bertemu dengan putri nan jelita, mendekam di penjara kaum Zionis. Yahudi la’natullah alaih. Sedang Ibu dan adiknya wafat tertimbun reruntuhan rumah. Hanya ia yang selamat saat kejadian pemboman di perumahan warga sipil ketika itu. 

Di salah satu halaman tersebutkan bahwa “Palestin, dengar ini baik-baik. Kiamat tidak akan terjadi sampai Palestina merdeka.” Bayangkan bagaimana jika kesudahan peperangan di Palestina terhenti dan itu artinya Palestina merdeka. Tentu kita akan semakin dekat dengan peristiwa besar yang telah di khabarkan oleh Rasulullah Saw 1400 H jauh sebelum saat ini. Hai sahabat-sahabat semua, apa yang sudah kita lakukan untuk hidup kita? (Saya juga tengah merenungkan diri sendiri melalui tulisan ini)

Bagaimana jika seketika Allah cabut nyawa kita, di saat kita sedang terlupa mengingati-Nya. Kita lalai, dalam gelimang dosa. Bagaimana? Bagaimana jika kita diwafatkan dalam keadaan dalam gelimang maksiat? Sanggupkah kita menahan derita akhirat yang begitu dahsyatnya? Tahukah jika derita yang paling ringan ketika di neraka adalah ketika seseorang yang dilemparkan ke dalam neraka dan dia menggunakan terompah yang panasnya sampai mendidihkan ubun-ubun. Na’udzubillah. Rabbi kami memohon ampunan atas segala khilaf dan salah yang sesungguhnya sering kami tampakkan pada-Mu dengan sengaja. Ampuni kami Ya Rabb.
________
“Kalian pemuda-pemudi yang luar biasa.” Bisik hatiku
“Bisakah kalian terus seperti ini, memelihara cinta pada Palestina, di saat kalian senang ataupun susah. Kalian terus bermunajah, mendo’akan kebebasan Palestina.”
________
Jum’at itu aku meminta mereka untuk berkumpul di Mesjid Benua Raja, pukul 11.00 wib sebelum sholat jum’at ditegakkan. Ada hal-hal yang ingin kusampaikan sebagai perwakilan MRI Aceh Tamiang kepada para relawan yang telah bergabung untuk membantu penggalangan dana untuk Palestina. Seperti biasa, kupercepat laju motor dengan niat sampai tepat waktu dan biarlah aku sampai terlebih dahulu sebelum anak-anak sampai mendahuluiku. 

“Masih sepi.” 

Alhamdulillah, bisa sampai duluan sebelum anak-anak yang lain sampai. Tak berapa lama aku menunggu di parkiran Mesjid, Rina (Alumni Sanlat) muncul membersamai beberapa lainnya. Tak perlu menunggu sampai ngumpul semua, aku langsung memberikan tanda pengenal kepada mereka sembari menginformasikan bagaimana tehnis penggalangan dana dan pos-pos tempat penggalangan dana. Alhamdulillah kita bisa mengunjungi beberapa titik penggalangan dana. 4 titik penggalangan dana Jum’at itu.

Sebelum kita istirahat siang, mengatur nafas.

Belum puas rasanya ketika hasil dari penggalangan dana yang kita kumpulkan tak mencapai target yang diinginkan. Aku melihat semangat mereka dalam melakukan penggalangan dana, begitu luar biasa. Pos 1 yang dikomandoi Fikri dan Insyah (Indah Syahfitri) and the geng, mengumpulkan 1,5 juta lebih. Pos 3 yang dikomandoi oleh Kak Maryam mengumpulkan lebih dari 100 rb. Pos 4 yang dikomandoi oleh Della and the geng juga ga kalah saing yaitu sebanyak 750 rb an, sementara kelompok 2? Ah kita masih malu-malu tampaknya. 

Tapi setelah itu kita hilangkan sejenak rasa malu dan menebalkan muka untuk menggalang dana. Ahai, turunlah kita ke Pajak Kuala Simpang dengan kotak bertuliskan Donasi untuk Palestina seadanya. Modal niat lillah untuk Palestina, bismillah. Kita balas ketidaktercapaian target donasi sebelumnya. Hasilnya, kita (Kak Kim, Tiva, Rina, Eva dan wah saya lupa namanya tapi wajahnya in syaa Allah ingat) alhamdulillah mengumpulkan lebih dari 1 jt. 

Jangan silap ngitungnya ya mak cik!

Di episode galang dana sebelum dan sebelumnya lagi, penggalangan dana yang aku turut nyemplung menyodorkan kotak donasi ke masyarakat, ini adalah kali ke 3. Jika sebelumnya di malam hari, kini di siang hari. Selesai sholat dhuhur kita langsung nyebur ke tengah hiruk pikuk dunia perpajakan (pasar). Hehe (Jadi komando si Tiva dan Eva). Usai itu kita lanjut sholat Ashar dan menunggu pasukan lainnya yang juga menyambung penggalangan dana usai sholat Ashar. Jujur agak letih dan khawatir. Letih karena semalaman mempersiapkan aksi galang dana yang mendadak, dan khawatir jika di hari H kita ga maksimal dalam melakukan penggalangan dana. 

Ada hal yang menarik dari penggalangan dana kali ini. Jika sebelumnya aku hanya mendapati pemberitaan unjuk rasa yang dilakukan di Yordania yang disesaki oleh Nasrani Koptik yang menolak pernyataan Donal Trump, kini aku merasakan hal yang benar-benar nyata. Mungkin dia temennya Insyah and the geng, seorang Nasrani yang ikut melakukan penggalangan dana di siang terik jum’at yang berkah itu. Kuperhatikan raut wajahnya yang sudah memerah karena teriknya matahari dan juga lelah yang bertambah semakin membuatnya cepat-cepat ingin pulang. Aku tak sempat berterimakasih padanya. Ntah siapa namanya. Tapi, rasa kemanusiaannya sudah cukup membuatnya menjadi manusia yang memanusiakan manusia lainnya, sehingga ia juga memiliki kepedulian yang sama. Sering kutemui manusia yang tidak memanusiakan manusia lainnya. Banyak sekali. 

Alhamdulillah ‘ala kulli hal, penggalangan kedua kalinya di hari jum’at yang berkah, terkumpul sejumlah Rp. 5.005.000,-
Yap gaes, langkah-langkah yang telah kita kayuh bersama untuk menggalang dana telah tercatat sebagai tindakan nyata kita, kepedulian kita pada apa yang terjadi di Palestina. Semoga Allah memberkahi usia kita semua dan menjadikan kita sebagai orang-orang yang pertama bergerak menyepuh luka orang lain. Pertemuan kita di episode ini juga telah tertakdirkan oleh-Nya, langkah-langkah kita ditautkan pada tujuan mulia yang sama. In sya Allah. 


Penggalangan dana jum'at, 15 Desember 2017 diakhiri dengan senja yang begitu memukau. Ntah bagaimanakah perasaan kalian senja itu... Semoga langkah kecil kita terhitung sebagai ibadah yang memberatkan pahala kita kelak di akhirat.

#KawalAksiBelaPalestina
#AksiCepatTanggap
#MasyarakatRelawanIndonesia
#letsUniteForAlQuds
#GenCintaQur'an

0 komentar:

Posting Komentar