Sabtu, 02 Desember 2017

Ma'en-Ma'en eu Langsa: eps 1



Bismillah...
Warning!

1. Membaca blog ini akan menambah semangatmu dalam hal-hal positif dan meledakkan balon kemalasanmu disebabkan “mager” yang berkepanjangan.
2. Peace! Jangan baca sampe sampe habis, karena mengakibatkan ketagihan untuk ngebaca tulisan-tulisan selanjutnya. 
3. Ambil secarik kertas, lalu tulislah hal-hal penting yang ada di blog ini

Aku mencoba mengingat-ingat episode kamis malam, jum’at, dan hari ini. Ntah apa yang tersisa di memoriku, mungkin saja getir-getir perjalanan atau malah manisnya takdir yang mendekatkan ruh-ruh kami dalam bingkai Iman.

“Jum’at pagi itu matahari kembali malu-malu untuk menyapa, sehingga sinarnya lebih lembut dari kain sutera. Sisa hujan semalam masih bersambut gerimis yang terus berjatuhan menyentuh bumi, lalu menjadi sedikit lebih deras dan semakin deras.” Ingatku.

“Ah, sudahlah. Jika memang tertakdirkan bagiku berada di sana (Langsa), maka Allah akan tunjukkan jalan kemudahan-Nya.” Bisikku dalam hati.

Hampir putus asa bersebab tak ada respon dari orang-orang yang ada di grup WhatsApp, setelah kuutarakan maksud dan alasanku masih ragu menuliskan nama sebagai panitia penggalangan dana di acara Tabligh Akbar yang diisi oleh Ustadz Abdul Shomad yang bertempat di Langsa. Memang jarak dari rumahku ke Kota Langsa nggak terlalu jauh, namun masih ada sedikit kekhawatiran dalam hati apabila aku menyetir motor sendirian. Sudahlah.

Singkat cerita ada temen yang nawarin pergi bareng, Kak Maryam. Dengan ramahnya ia mengajakku untuk ikut bersama mereka. Akhirnya tepat pukul 15.00 wib, "bismillah tawakkaltu alallah, laa haula wa laa quwwata illabillah" kupacu motorku menuju titik kumpul, rumah Kak  Maryam. Setelah sholat ashar di rumahnya, kami (Aku, Kak Maryam, Kak Raudhah, dan Akmal) menuju lokasi Tabligh Akbar.

Tepat pukul 16.45 wib, kita sampe di lokasi. Briefing dari ACT dan team relawan sekitar 15 sampai 20 menit. Setelah itu bergegas sholat maghrib dilanjut makan malam dan sholat isya.


Briefing time. Uhuk mereka pada focus ngedengerin istruksi dari Kak Lisda ACT.


"Payungnya dari Malaysia kan?" Tebak Kak Raudhah. Thanks sudah meneduhkanku untuk sejenak di bawah payungmu, Ani. 
_____________

Tak butuh waktu lama untuk memenuhi lapangan merdeka Kota Langsa. Tepat setelah sholat isya, masyarakat se Provinsi Aceh sudah memadati lokasi. Sesak, penuh.

Bismillah ...
Kami menyebar ke titik pos sambil membawa kotak sumbangan donasi untuk Muslim Rohingya.

“Rada sempit euy” Teriakku pada Akmal, jika kupelankan suaraku, otomatis Akmal tak akan mendengarnya. Suara sound system terlalu besar, aku tak mampu melawannya. Hihi

“Iya, Ndah.”

“Udah deh, sementara kita di sini dulu ya. Nunggu aba-aba dari korlap, baru kita gerak.” Pintaku padanya.

Sambil mendengarkan pembawa acara membuka acra Tabligh Akbar, beberapa ibu-ibu jama’ah menyodorkan tangannya untuk memberikan donasi. Alhamdulillah. Suasana semakin riuh ketika Ustadz Abdul Shomad memasuki podium. Semua jama’ah berdiri untuk menyaksikan secara langsung bagaimana sosok Ustadz yang lagi viral di YouTube.

“Mb, mb tolong dong yang di depan suruh duduk. Kita ga ngeliat ustadznya nih.” Pinta seorang ibu yang sedikit kecewa karena berada di belakang dan berlalu sambil menyelinap mencari jalan ke arah depan.

“Kami bukan panitia acara bu.” Gumam hatiku. Sudahlah

Ketika diakhir kata sambutan Pak Walkot, team ACT memberikan Plakat kepada bliau sebagai rasa hormat karena telah mengajak serta ACT dan team untuk berpartisipasi dalam acara ini. Di saat itulah kami menyebar untuk menjemput rezeki yang akan diberikan jama’ah Tabligh Akbar untuk Muslim Rohingya. Usai berkeliling, samar-samar aku mendengar Ustadz Shomad sudah memulai ceramahnya. Rada ga fokus diawal-awal, tapi setelah dirasa cukup untuk mengutip donasi, aku mengambil posisi jongkok untuk menetralkan rasa kebas di kaki.  Disaat itulah telingaku mulai fokus mendengarkan point-point penting yang disampaikan Ustadz Shomad.

Jarakku dan beliau cukup jauh, kamera yang sedikit mendekatkannya. 

Ada beberapa point yang dapat kutulis ulang. Ketika Islam datang maka ada hal-hal yang perlu dijaga oleh seorang Muslim yaitu:

1. Kita diperintahkan untuk menjaga Aqidah; menjaga aqidah sangat diperlukan dari hal-hal yang dapat merusaknya. Misalnya, masih percaya dengan hal-hal yang mengandung kesyirikan, paham liberalisme, komunisme, atheisme, dan lain sebagainya. Makanya kita kudu ngaji. “Ngaji” kata ustadz Shomad. Ngaji di sini dimaksudkan selalu melibatkan diri dalam ta’lim rutin, majelis-majelis Ilmu. Gak hanya sekali saja, pas ada event-event besar saja, melainkan rutin.

2. Kita diperintahkan untuk menjaga Diri; menjaga diri dimaksudkan untuk menjaga hati, pikiran, perbuatan. Lengkap. Diri kita. “Jangan biarkan anak-anak perempuan Bapak/Ibu dibawa sama lelaki” Tegas Ustadz Shomad.

3. Kita diperintahkan untuk menjaga kehormatan; sudah barang pasti kita mengerti apa yang dimaksudkan untuk menjaga kehormatan.

4. Kita diperintahkan untuk menjaga harta, dan

5. Kita diperintahkan untuk menjaga keturunan; Untuk para joblowers calon Ibu sholehah, kelak ketika sudah menikah perbanyaklah keturunan. Say No untuk sterilisasi. Jauhkan diri dari KB dan antek-anteknya. Kadang Ibu-Ibu zaman now suka manja, dikit-dikit pengen tutup rahimlah atau yang lebih parah banyak anggapan bahwa anak sedikit aja susah ngurusnya, apalagi anak banyak. Bukankah Rasulullah saw suka dengan ummatnya yang banyak? Nah, jangan pernah mikir untuk KB yah!

Semoga kesulitan² yang dilalui menjadi penyebab mudahnya urusan kita di akhirat

Yap yap kurang lebihnya ada 5 point, mudah-mudahan kena targetnya. Masalah penjelasan, penulis bukan ahlinya.  peace!

Ok, cukup dulu yak. Masih ada cerita selanjutnya. 

Makasih.
Ini kisahku, mana kisahmu?


4 komentar:

  1. Allahu Akbar dk, subhanallah, begitu terasa indahnya dk, tulisan dirimu mmbuat kk trharu, ukhuwah yang indah. terima kasih dk., peljaran yg luar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak siti... Doakan daku istiqomah yah! Jazakillah untuk komen²nya, semoga ke depannya bisa meracik dengan bumbu terbaik. #masak heheh

      Hapus
  2. Semakin sering nulis, semakin 'enak dinikmati' tulisannya... Barakallahu... SEMANGAT BERBAGI :)

    BalasHapus