Rabu, 11 Juli 2018

Stay on the Track



Kata orang, "mencintai sesuatu itu ga boleh berlebihan karena kalau kamu kehilangan sesuatu itu kamu akan merasakan sakit."

Memang aku tak pernah berlebihan menyukai atau menyayangi sesuatu. Hanya saja aku mampu merawat barang-barang kesukaanku. Misalnya, dulu sempet punya sepeda merk Polygon dan PlayStation harga di atas sejuta (ga maksud riya, toh sekarang barangnya udah ga ada). Tahun 90-an benda-benda tersebut lumayan ga bisa kebeli lah. Ntu benda adalah pemberian alm abang Ipar saat aku mendapat peringkat 1 di kelas (lupa kelas berapa). 

Sebelum benda-benda tersebut jatuh ke tangan keponakanku yang cukup bijak (suka banget mekanikin barang-barang orang), akulah sang perawat benda-benda hingga usianya mencapai 10 an tahun. Awet, ga rusak. Setelah berpindah tangan, kini itu semua tinggal kenangan. Bangkainya saja tak kutemukan. Kurang lebih seperti itu.

Ups...?
Apa hubungannya 'gambar bertuliskan kata-kata' itu dengan orang-orang yang disayangi atau dicintai?

Secara psikologi mungkin aku belum membaca teori yang tepat, tapi kalau menilik kembali hadis Rasulullah Saw ternyata... 

“Seorang di antara kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." 

Beginilah Iman. Kita akan terilhami begitu banyak kebahagiaan, hati penuh kedamaian dan cinta-Nya menjadi penyembuh dari segala lara yang pernah terasa saat kaki berpijak di bumi tempat kita singgahi sementara.

Hadis itu berulang-ulang kupahami, kukaji melalui beberapa referensi dan akhirnya aku menemukan jawaban setelah berlalu satu masa ketika persaudaraanku diuji oleh-Nya. 

Ada hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai manusia dan ada pula yang tidak bisa kita lakukan. Kata mb Erna "we can do anything but we can't do everything." Menggenggam hati misalnya. 

Orang-orang yang ada di sekeliling kita hanyalah titipan-Nya, mereka adalah buah keImanan kita. Jadi, jika suatu masa kita mendapati mereka berbeda, maka itu hanyalah akibat dari rombengnya Iman kita. 

Bukan mereka yang harus dipertanyakan, tapi pertanyakan Iman kita. Sikap mereka bukan hasil keinginan-keinginan kita, tapi efek dari Iman kita. Percayalah, Bila Iman kita naik dan terus naik maka bukan hanya cinta Sang Maha Pemilik cinta yang kita dapatkan, melainkan cinta semesta. 

Jadi, kalau hari gini masih ada temen-temen kita yang ngambek, coba kita evaluasi Iman kita! Lagi sehat atau lagi sakit? Kalau ditanya obat sakit hati apa? Jawabannya "al-Qur'an". Karena al-Qur'an itu kata Allah adalah penyembuh dari segala penyakit. 

Apa kesimpulannya? 

Kita merawat *Ukhuwah* memang agak berat yah kalau hanya satu sisi, tapi kalau dua sisi saling merawat... Efeknya dahsyat. Karena shahabatan ga cuma di dunia tapi sampe ke syurga-Nya. 

Semoga Allah senantiasa menganugerahkan nikmat persaudaraan karena Iman. Semakin banyak kawan, semakin banyak peluang berbagi kebaikan. Kenapa demikian? Karena syurga terlalu luas untuk dihuni bersendirian. 

Keep istiqomah! Stay on the track! Karena tugas kita hanya memberi dan mendo'akan. Selebihnya Allah yang mengeratkan.

Let's move to Jannah! 




Sabtu, 07 Juli 2018

a Happiness

Bismillah

Ada 3 hal yang akan membuat kita sebagai manusia menjadi pribadi yang berbahagia, sebagaimana nasihat Syeikh Mansur As Salimi yakni:

Yang pertama adalah orang-orang yang apabila diberi nikmat oleh Allah swt, dia bersyukur. Kedua, orang-orang yang ketika Allah uji, dia bersabar. Dan terakhir adalah orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian dia bertaubat. 

Begitu banyak kehidupan yang Allah hidupi, namun tentunya Allah juga menguji melalui berbagai perantara-Nya yang tidak pernah kita sangka. Bisa jadi dari keluarga terdekat kita atau malah melalui orang-orang terdekat kita. 

Kita akan mencoba mengukur diri (Iman) melalui 3 hal yang telah disampaikan oleh Syeikh Mansur As Salimi di atas. Ketika diberi nikmat, dia bersyukur. 

Sudahkah kita bersyukur atas limpahan nikmat dan karunia yang Allah berikan pada kita setiap harinya? Mata yang berfungsi dengan baik, telinga untuk mendengar, mulut untuk menyampaikan segala hal yang terbesit di pikiran, kedua tangan untuk menyentuh atau memegang, kaki untuk melangkah ke mana jalan hendak dituju. Bukankah semua itu adalah kekayaan yang patut disyukuri? Tapi, banyak juga diantara kita saat ini yang enggan untuk bersyukur. 

Oleh karenanya, yuk mari sama-sama kita berbenah diri. Menjadi pribadi yang lebih banyak bersyukur atas segala pemberian-Nya. 

Ketika diuji, dia bersabar. Sesuatu yang baru saja kurenungi adalah tentang sabar. Di kesabaranku yang kusabari itu ada kesabaran. Sabar di atas sabar. Sabar yang tak berbatas, tak berlimit. Kalau diuji, sabar. Diuji lagi, sabar lagi. Hatta sabarku itu menjadi tunggangan mewah menuju ridha-Nya. 

Beginilah Iman. Maka Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan "Tidak mungkin ada Iman tanpa kesabaran.

Ketika bermaksiat, dia bersegera bertaubat. Bersegera menggapai keampunan-Nya adalah satu-satunya jalan untuk terbebas dari belenggu jahiliyyah. Kenapa Allah ciptakan syurga dan neraka? Kenapa banyak sekali diantara manusia yang menempuh jalan kenikmatan jika akhirnya tergelincir dalam jahannam? Naudzubillah.  

✍ Penulis hanya mentafakkuri diri. Sejauh apa kaki telah melangkah? Sebanyak apa luka yang pernah kutoreh? Sudahkah sabar menjadi tunggangan hati menuju ridha-Nya? Sudahkah diri kembali pada-Nya jika mungkin banyak sekali kekeliruan dalam niat yang sesungguhnya masih terhirup aroma dusta oleh-Nya? Allahu Akbar. Ya Qowiyy, quwwatina. 🍁

***

Aku tak memintamu untuk memahamiku
Melalui goresan-goresan penaku
Aku tidak memaksamu untuk mengertiku
Melalui penjelasan-penjelasanku
Tidak. 
Sesaat mungkin kita seerat jari telunjuk dan jari tengah
Sesaat kemudian kita bagai dua orang yang saling berjauhan 
Benarkah?
Ya, aku hanya mengerti sedikit saja
Menanamkan rasa sabar untuk terus terjaga
Meyakinkan diri kalau semua baik-baik saja 
atau kadang aku memaksa diri dan bertitah padanya
"Cobalah menjadi dirinya agar kau mengerti bagaimana memperjuangkan hidup. Memilih sebuah pilihan yang terkadang berlawanan dengan keinginan." 

Maaf, jika mencintaimu dengan caraku yang berbeda dari biasanya. 

Pudarnya cahaya. 7 Juli 18