Selasa, 29 September 2020

Jurnal: H+3 ADC

Bismillah




Sedikit report H+2: Berusaha untuk lebih baik. Mempersiapkan Vidcon di ruang makan Pendopo. Aku, Kak Icut dan Affan, menyetel ruangan menjadi tempat rapat webinar yang diselenggarakan oleh TP PKK ACEH. 

Hasilnya: Diharapkan seluruh TP PKK Kabupaten/Kota, bergerak bersama masyarakat untuk terus melaksanakan 3 M: Mencuci Tangan, Menggunakan Masker, dan Menjaga Jarak. 

Ketika tidak ada siapa pun yang menyemangatimu, setidaknya kau mampu menyemangati dirimu sendiri. 

Haaaah, waktu bergulir begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mungkin aku yang alpa dari isyarat yang ditampakkannya. Siang berganti malam dan malam berakhir kembali berganti siang. Sudahkah aku mempersiapkan diri untuk waktu - waktu yang akan aku hadapi? Sudahkah aku membekali diri dengan nutrisi yang cukup untuk melalui hari?

Hey, lihatlah! Pantulan dirimu di cermin tadi pagi. Apa yang kurang darimu? Allah berikan semua yang kau perlukan, Allah kuatkan tulang-tulangmu untuk berjalan, Allah hadirkan orang-orang baik yang akan mendoakan. Tak cukup kah?

Kudapati lagi pagi ini, sebuah video nasihat seorang ustadz di story whatsApp Kak Riri. "Kalau orang mengaku dirinya SHOLEH itu SALAH, tapi kalau orang mengaku dirinya SALAH itu benar. Kita tidak bisa menilai hati kita baik atau buruk, yang berhak menilai hati kita baik atau buruk hanya Allah saja."

Ya, aku hanya perlu berbuat baik tanpa perlu dinilai oleh siapa pun. Sebab yang kuyakini, Allah saja yang menilai semua kebaikan. Aku pun tak tahu pasti di kebaikan mana yang akan mengantarkanku pada ridha-Nya. Semoga kudapati pengakhiran terbaik, sebagai penutup lembaran hidupku di dunia.  

Mengingat peristiwa G-30 S PKI, semoga Indonesia dalam lindungan Allah dan pandemi Covid - 19 segera berakhir.

Minggu, 27 September 2020

Rutinitas: 28.9.20 (H+1 ADC)




Bismillah

Rutinitas kita kadang tak memberi jeda walau sejenak. Pergi ngantor pagi hari dan pulang petang hari. Semua itu menjadi kesibukan yang kadang melelahkan. Belum lagi setumpuk tugas dan lembaran masalah yang ngantri untuk diselesaikan. Wuhuuu!

Sejak berakhirnya masa traning sebagai ADC Istri Bupati (3 bulan lalu terhitung sejak 25 Juni - 25 September 2020), sejak saat itu pulalah timbul banyak pertimbangan di benakku. Serasa begitu besar tanggung jawab ini, amanah yang Allah berikan kali ini. Aku sempat berpikir untuk menyerah, tapi Ayahku selalu menguatkan. Katanya padaku sore lalu, "Kita ga punya saudara di sini, yang bisa kita jadikan rambatan (tempat untuk meminta pertolongan), Allah itu gampang banget meninggikan atau menurunkan derajat seseorang. Jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh, Allah pasti akan bantu. Namanya berjuang itu tidak ada yang mudah." Aku hanya terdiam, melayangkan jauh pandanganku ke arah langit senja sore itu. "Ya Rabb, kuatkan aku."

Aku sempat bertanya dalam hati, kenapa Allah amanahkan pekerjaan ini? Apa aku mampu? Ya, aku tahu. Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha, Allah ga akan membebani pundak kita, jika kita tak mampu menopangnya. Artinya, aku mampu mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya.

Menjaga privasi pimpinan, respect, bertanggung jawab, totalitas dalam bekerja, jujur dan sopan santun, ta'at (patuh) pada pimpinan selama dalam koridor nilai-nilai kebaikan, siap siaga dan lain sebagainya. Banyak hal yang harus di persiapkan untuk semua itu. Fisik, mental, dan yang terpenting ruh (spiritual).

Kuharap kedepannya bisa lebih baik, menjadi pribadi Muslimah yang terbaik untuk bangsa, negara, dan agama. Di mana pun, kapan pun, diamanahkan sebagai apapun, aku harus siap. Bi'idznillah. Laa haula wa laa quwwata illabillah.     











Kamis, 14 Maret 2019

Membumikan Cinta Memanah


Bismillah

Sudah lama rasanya ingin menyeriusi olahraga panah dan memiliki busur panah sendiri. Hampir 2 tahun lamanya mantengin sosmed, ngepoin akun IG yang ngejual busur panah plus arrow dan targetnya. Mulai dari harga yang selow sampe yang harganya legit banget. 😅 Tapi hati tak kunjung ngerasa mantap untuk order. Eaaaak. Kepengen doang tanpa ikhtiar nabung kan sama aja yah? Akhirnya budget pengen rihlah bareng Mb Julee_brarian keren ke Sabang harus terbagi. Eaaak bukan hati yang terbagi yak. Menyisihkan dikit-dikit uang dari gaji bulanan cukup menyenangkan sambil terus meletakkan harapan ke sisi-Nya agar dikabulkan. Uhuuuk udah kayak jodoh aja. 😄

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kak Ella memberitahu bahwa Sekolah lagi order seperangkat busur panah dan akan mengundang pelatih yang udah mahir memanah. Bang Arif.

Dalam benakku meyakinkan Bang Arif yang kukenal itu kah? Bliau sangat tertarik dan juga termasuk orang sering terlibat dalam aksi peduli Palestina. Pernah bertemu dengan bliau dalam Aksi Peduli Palestina yang pernah kami lakukan bersama ACT dan MRI. Sekedar tau kalau bliau interested dengan isu Palestina. Udah.

"In syaa Allah, Bang Arif akan datang ngelatih anak-anak memanah hari sabtu. Tapi afwan Kakak ga bisa dateng. Jadi tolong nanti kondisikan penjemputan bliau ke SDIT yah. Setelah driver kita nganter umi guru dan anak-anak, langsung jemput Bang Arif dan Abinya Syahdan." Pesan Kak Ella padaku.

Setelah driver tiba di sekolah dengan tamu yang dibawa sertanya, anak-anak pada kegirangan karena tau bahwa hari sabtu itu adalah jadwalnya life skill: memanah. Aku yang masih di kelas tak mampu menahan gegap gempita anak-anak yang berhamburan keluar sambil berteriak "Abi Zuri udah datang, kita main panah. Abi Zuri udah datang, ayok main panah!". Akhirnya kelas bubar dan semua anak-anak telah bersiap dan berbaris rapi di lapangan.

Dek Zuri, mengambil perlengkapan panah dan membawakan ke lapangan. Sementara itu aku keluar dan berbincang dengan Bang Arif. Yah, benar Bang Arif yang tempo hari pernah terlibat dalam acara yang kami (ACT dan MRI Tamiang) adakan. Bliau pun tak sungkan menjelaskan banyak hal tentang panah padaku dan Dek Rini. Sambil mengeluarkan busur panah miliknya kami terus berbincang. " Ini arrow Palestine, batangnya impor karena dari pohon pinus. Harganya per arrow 80 K ke atas. Lebih bagus kualitasnya dari arrow yang terbuat dari bambu. Nah untuk Indah." Bang Arif memberikan satu arrow untukku. "Makasih Bang." Ucapku mensyukuri pemberiannya. 😄 Dalam hati "Semoga bisa kebeli busur panahnya." Aamiin Ya Rabb.



Singkat cerita life skill: memanah hari sabtu, 16 Februari 2019 lalu begitu amazing. Alhamdulillah 'ala kulli haal. Allah kasih peluang untuk bisa deket ke sunnah Rasulullah SAW yaitu memanah. Anak-anak pada interested semua, Abi Zuri (driver) kita, Dek Rini (Guru pengganti ketidakhadiran Kak Ella dan akan menjadi bagian perjuangan SDIT Haniful Fikri, soon) dan aku tentunya begitu sangat beryukur.

Jadi keinget obrolan waktu perjalanan pulang dan pesan yang disampaikan Bang Arif, "Bangau itu terbang dengan kawanannya, ga mungkin bangau terbang bareng burung gagak." Yah, sedikit yang bisa kutangkap makna dari yang disampaikan Bang Arif. Allah itu pengen kita bareng-bareng dalam kebaikan. Sama seperti masa Rasulullah SAW., Rasulullah dan para sahabat dipersatukan dalam ketaatan untuk menyeru, mengabarkan kebenaran tentang Islam dan memerangi musuh yang membenci Islam. Makin semangat buat punya busur panah euy. 😄

Tak butuh waktu lama 16 Februari 2019, orderan busur panah ready. Alhamdulillah. Tapi belum bisa kuambil, sebab Bang Arif masih sibuk. Aku memesan busur panah fiber seharga 750 K dan beberapa arrow yang berkualitas seharga 200 K mungkin lebih dan totalan yang kukeluarkan untuk membeli busur panah dan arrow adalah 950 K. Masih standar lah. So far, bener-bener cakep.

Lets see! Kuberi dia nama si Putih (Rimayatul Abyadhu)


3 Maret 2019, Aku dan Dwi ke lokasi latihan memanah. Tepatnya di Lapangan golf Pertamina. Ah, tak sabar rasanya ingin segera menyentuh busur panah yang kupesan 17 Februari melalui Bang Arif. Kupercaya bliau untuk maintenance busur panah milikku dan... Alhamdulillah busur panah udah sah jadi milikku.


Sisi Kanan digunakan oleh para Ksatria Sa'ad bin Waqqas


Jarak tempuh mulai dari 10 meter sampai 80 meter

Sisi kiri digunakan oleh kite - kite para akhwat dan ummahat



Lets go! Play hard... Work hard!

Thanks Dwi, udah nemenin maen panah. 😄

Bukan sekedar maen yah. Permainan ini sunnah Rasulullah SAW dan dipesankan oleh Rasulullah untuk memanah, berkuda dan berenang sejak 1400 tahun yang lalu. Sudah berapa musim yang berganti coba? Sudah berapa kematian dan kehidupan yang berlalu coba? Olahraga ini tetap akan bermanfaat dan yang terpenting adalah untuk mempersiapkan diri saat akhir zaman ini. Kita ga pernah tau kan kapan Dajjal akan keluar? Bisa jadi tahun ini, tahun depan dan tahun berikutnya. Kita cuma bisa prepare dan prepare untuk menghadapi hari itu. Harapannya Allah wafatkan sebelum Dajjal keluar. Fitnahnya sungguh besar. Naudzubillah. 😣 Kalau nyinggung pembicaraan akhir zaman, jadi takut, ngeri banget. Semoga Allah lindungi kita semua dari fitnah akhir zaman. Aamiin Ya Rabb.

Keliatan mahal gak ntu olahraga (memanah)? Semoga nggak yah, karena melihat banyak juga kebaikan dari olahraga memanah yang diridhoi Allah. Kalau mahal dan ga pengen ngebeli, coba deh simak hadis Rasulullah SAW berikut:

Alaa inna sil'atallahi ghaaliyah, alaa inna sil'atallahiljannah. Ketahuilah sesungguhnya dagangan Allah harganya mahal. Ketahuilah sesungguhnya dagangan Allah adalah Surga. (HR. At-Tirmidzi)

Mikirnya buat terus deket sama sunnah Rasulullah SAW dan kebaikan yang akan diraih yaitu syurga-Nya.

Banyak fadhilah atau keutamaan dari memanah, sebagaimana dalam Qori Afrizan Al - Khered, "Dari Uqbah bin Amir, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, " Sesungguhnya Allah SWT memasukkan tiga orang ke dalam Surga karena satu anak panah: 1) Pembuatanya yang menginginkan kebaikan dalam membuatnya, 2) orang yang memanah dengannya, 3) orang yang mengambilkan anak panah untuknya. Memanahlah kalian dan menunggang kuda! Bukan termasuk hiburan (yang disunnahkan) kecuali tiga perkara: 1) seseorang yang melatih kudanya, 2) seorang laki-laki yang bercanda dengan istrinya, 3) seseorang yang memanah dengan busur dan anak panahnya. Dan barangsiapa meninggalkan memanah setelah dia mengetahuinya karena tidak suka kepadanya, maka sesungguhnya memanah itu adalah kenikmatan yang dia tinggalkan atau dia ingkari." (Sunan Abu Dawud)

Berharap terus dan bisa istiqomah melatih kemampuan dalam memanah karena Allah dan mengikuti jejak Rasulullah SAW.

Sekian dulu yak! Semoga kedepannya Allah ciptakan nuansa yang lebih amazing dalam memanah dan penulis mampu menuangkan rasa yang lebih greget kedepannya. In syaa Allah. 😊

Tulisan kedepannya selain tentang #JJJ Jalan Juang Jodoh, tentu juga akan ngebahas tuntas dunia memanah sampe ke dasar samudera. Eaaak. Pamit diri dulu yak.

Lets go to knowing more the archery!

Ilal liqo' ma'assalamah 😄

Senin, 11 Maret 2019

Jalan Juang Jodoh

Jodoh?

Pagi ini ku awali dengan suguhan perkara jodoh. Bukan karena penulis mahir dalam hal perjodohan bukan, bahkan penulis sendiri masih ikhtiar menemukan satu yang tepat dan tentunya semua penuh keridhaan. Penulis hanya ingin menyuguhkan realita kehidupan yang hendak di bangun di masa depan, Bahtera Rumah Tangga. 

Jodoh itu... Aku sendiri masih tak mampu menyimpulkan apapun. Kebanyakan pasutri yang sudah menikah mengatakan bahwa jodoh itu pasti dimudahkan jalannya sama Allah. Mau kamu di ujung timur dan dia di barat, kalau kalian berjodoh ya tetep ketemu.

Sekarang, akunya masih galau sama jodohku sendiri. Lelaki yang namanya saja aku tak tahu, apalagi bentuk wajahnya. Jika saja aku tau nomor telepon jodohku itu, duh udah dari tamat S1 kan kutelepon agar segera menikahiku. Tapi, sampai detik ini aku tak tahu, siapa jodohku itu? 😅
Ups...

Menjaga diri itu ga gampang. Kalau kita sadar maka menjaga diri akan begitu mudah dan menyenangkan. Tapi kebanyakan muda mudi as yang masih jomblo ga sadar dan kemudian memilih ikutan budaya Barat misalnya pacaran. Say No, buat pacaran. 

Ga sadar yang gimana sih maksudnya? Begini, kita nih kalau ada orang tua berani ga pacaran di depan mereka? *Kalau orang tua yang paham agama pasti kalau ngeliat anaknya berduaan, bawaannya pengen nyerampang parang ke leher tu cowok yang ngajakin anak gadisnya pacaran. Otomatis pacaran tidak dilakukan pada saat orang tua ada. Aktivitas itu dilakukan tanpa sepengetahuan orang tua. Bener kan? Nah, ini nih yang sangat sangat tidak disadari oleh muda mudi zaman now bahwa ada hak dan kewajiban yang melekat pada seorang anak. 

Hak anak adalah dipenuhi kebutuhannya oleh orang tua dan kewajiban anak adalah menjaga apa-apa yang berharga miliknya saat ada atau tidak ada orang tua bersamanya. 

Nah, jika seorang anak tidak menyadari bahwa ada hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya itulah sebesar-besar peluang panah syaitan menyasar di tubuhnya. Na'udzubillah

Jika kepada orang tua saja mereka sudah tak memiliki kesadaran untuk menjaga dirinya, apalagi di hadapan Tuhan Yang Maha Mengetahui segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia? Yah, mata mereka telah dibutakan oleh bujuk rayu syaitan dan nafsu kian memburu untuk terlampiaskan inginnya. 

Kalau bicara hal yang berbau pergaulan bebas, penulis agaknya begitu cemas. 

Masih ada lanjutannya... Just waiting yak. In syaa Allah. 😊

Rabu, 14 November 2018


Aku hanya sempat lupa bagaimana cara menggores pena, menumpahkan tintanya dan menjadikannya syair cinta.

Biarkan saja dulu begini, tanpa kata

Mungkin esok semua kata kembali utuh 

Kembali kan terurai bait-bait rindu

Di setiap penggalan kalimatku 




Di balik rindumu 

Rabu, 11 Juli 2018

Stay on the Track



Kata orang, "mencintai sesuatu itu ga boleh berlebihan karena kalau kamu kehilangan sesuatu itu kamu akan merasakan sakit."

Memang aku tak pernah berlebihan menyukai atau menyayangi sesuatu. Hanya saja aku mampu merawat barang-barang kesukaanku. Misalnya, dulu sempet punya sepeda merk Polygon dan PlayStation harga di atas sejuta (ga maksud riya, toh sekarang barangnya udah ga ada). Tahun 90-an benda-benda tersebut lumayan ga bisa kebeli lah. Ntu benda adalah pemberian alm abang Ipar saat aku mendapat peringkat 1 di kelas (lupa kelas berapa). 

Sebelum benda-benda tersebut jatuh ke tangan keponakanku yang cukup bijak (suka banget mekanikin barang-barang orang), akulah sang perawat benda-benda hingga usianya mencapai 10 an tahun. Awet, ga rusak. Setelah berpindah tangan, kini itu semua tinggal kenangan. Bangkainya saja tak kutemukan. Kurang lebih seperti itu.

Ups...?
Apa hubungannya 'gambar bertuliskan kata-kata' itu dengan orang-orang yang disayangi atau dicintai?

Secara psikologi mungkin aku belum membaca teori yang tepat, tapi kalau menilik kembali hadis Rasulullah Saw ternyata... 

“Seorang di antara kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." 

Beginilah Iman. Kita akan terilhami begitu banyak kebahagiaan, hati penuh kedamaian dan cinta-Nya menjadi penyembuh dari segala lara yang pernah terasa saat kaki berpijak di bumi tempat kita singgahi sementara.

Hadis itu berulang-ulang kupahami, kukaji melalui beberapa referensi dan akhirnya aku menemukan jawaban setelah berlalu satu masa ketika persaudaraanku diuji oleh-Nya. 

Ada hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai manusia dan ada pula yang tidak bisa kita lakukan. Kata mb Erna "we can do anything but we can't do everything." Menggenggam hati misalnya. 

Orang-orang yang ada di sekeliling kita hanyalah titipan-Nya, mereka adalah buah keImanan kita. Jadi, jika suatu masa kita mendapati mereka berbeda, maka itu hanyalah akibat dari rombengnya Iman kita. 

Bukan mereka yang harus dipertanyakan, tapi pertanyakan Iman kita. Sikap mereka bukan hasil keinginan-keinginan kita, tapi efek dari Iman kita. Percayalah, Bila Iman kita naik dan terus naik maka bukan hanya cinta Sang Maha Pemilik cinta yang kita dapatkan, melainkan cinta semesta. 

Jadi, kalau hari gini masih ada temen-temen kita yang ngambek, coba kita evaluasi Iman kita! Lagi sehat atau lagi sakit? Kalau ditanya obat sakit hati apa? Jawabannya "al-Qur'an". Karena al-Qur'an itu kata Allah adalah penyembuh dari segala penyakit. 

Apa kesimpulannya? 

Kita merawat *Ukhuwah* memang agak berat yah kalau hanya satu sisi, tapi kalau dua sisi saling merawat... Efeknya dahsyat. Karena shahabatan ga cuma di dunia tapi sampe ke syurga-Nya. 

Semoga Allah senantiasa menganugerahkan nikmat persaudaraan karena Iman. Semakin banyak kawan, semakin banyak peluang berbagi kebaikan. Kenapa demikian? Karena syurga terlalu luas untuk dihuni bersendirian. 

Keep istiqomah! Stay on the track! Karena tugas kita hanya memberi dan mendo'akan. Selebihnya Allah yang mengeratkan.

Let's move to Jannah! 




Sabtu, 07 Juli 2018

a Happiness

Bismillah

Ada 3 hal yang akan membuat kita sebagai manusia menjadi pribadi yang berbahagia, sebagaimana nasihat Syeikh Mansur As Salimi yakni:

Yang pertama adalah orang-orang yang apabila diberi nikmat oleh Allah swt, dia bersyukur. Kedua, orang-orang yang ketika Allah uji, dia bersabar. Dan terakhir adalah orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian dia bertaubat. 

Begitu banyak kehidupan yang Allah hidupi, namun tentunya Allah juga menguji melalui berbagai perantara-Nya yang tidak pernah kita sangka. Bisa jadi dari keluarga terdekat kita atau malah melalui orang-orang terdekat kita. 

Kita akan mencoba mengukur diri (Iman) melalui 3 hal yang telah disampaikan oleh Syeikh Mansur As Salimi di atas. Ketika diberi nikmat, dia bersyukur. 

Sudahkah kita bersyukur atas limpahan nikmat dan karunia yang Allah berikan pada kita setiap harinya? Mata yang berfungsi dengan baik, telinga untuk mendengar, mulut untuk menyampaikan segala hal yang terbesit di pikiran, kedua tangan untuk menyentuh atau memegang, kaki untuk melangkah ke mana jalan hendak dituju. Bukankah semua itu adalah kekayaan yang patut disyukuri? Tapi, banyak juga diantara kita saat ini yang enggan untuk bersyukur. 

Oleh karenanya, yuk mari sama-sama kita berbenah diri. Menjadi pribadi yang lebih banyak bersyukur atas segala pemberian-Nya. 

Ketika diuji, dia bersabar. Sesuatu yang baru saja kurenungi adalah tentang sabar. Di kesabaranku yang kusabari itu ada kesabaran. Sabar di atas sabar. Sabar yang tak berbatas, tak berlimit. Kalau diuji, sabar. Diuji lagi, sabar lagi. Hatta sabarku itu menjadi tunggangan mewah menuju ridha-Nya. 

Beginilah Iman. Maka Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan "Tidak mungkin ada Iman tanpa kesabaran.

Ketika bermaksiat, dia bersegera bertaubat. Bersegera menggapai keampunan-Nya adalah satu-satunya jalan untuk terbebas dari belenggu jahiliyyah. Kenapa Allah ciptakan syurga dan neraka? Kenapa banyak sekali diantara manusia yang menempuh jalan kenikmatan jika akhirnya tergelincir dalam jahannam? Naudzubillah.  

✍ Penulis hanya mentafakkuri diri. Sejauh apa kaki telah melangkah? Sebanyak apa luka yang pernah kutoreh? Sudahkah sabar menjadi tunggangan hati menuju ridha-Nya? Sudahkah diri kembali pada-Nya jika mungkin banyak sekali kekeliruan dalam niat yang sesungguhnya masih terhirup aroma dusta oleh-Nya? Allahu Akbar. Ya Qowiyy, quwwatina. 🍁

***

Aku tak memintamu untuk memahamiku
Melalui goresan-goresan penaku
Aku tidak memaksamu untuk mengertiku
Melalui penjelasan-penjelasanku
Tidak. 
Sesaat mungkin kita seerat jari telunjuk dan jari tengah
Sesaat kemudian kita bagai dua orang yang saling berjauhan 
Benarkah?
Ya, aku hanya mengerti sedikit saja
Menanamkan rasa sabar untuk terus terjaga
Meyakinkan diri kalau semua baik-baik saja 
atau kadang aku memaksa diri dan bertitah padanya
"Cobalah menjadi dirinya agar kau mengerti bagaimana memperjuangkan hidup. Memilih sebuah pilihan yang terkadang berlawanan dengan keinginan." 

Maaf, jika mencintaimu dengan caraku yang berbeda dari biasanya. 

Pudarnya cahaya. 7 Juli 18