Minggu, 24 Desember 2017

Aras Sembilan, Track Angker



Bismillah 

Pernah diminta sama seseorang buat nulis kegiatanku selama di kampung halaman. “Ndah, request dong! Kegiatan di sana apa saja.” 
“Ok.”
_______

Ingatan-ingatan kita tentang hal yang membahagiakan atau menyedihkan sekaligus tentu akan  selalu ikut serta ke mana saja langkah berkelana dan seluruh kisah itu satu per satu akan menjadi waiting list untuk ditulis atau malah seperti kafilah yang singgah sebentar dan berlalu. 

Menjadi seorang relawan juga tak kalah menariknya dari organisasi-organisasi yang pernah kulalui sebelumnya. Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) sebagai partner Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang terbentuk di kampung halamanku - Aceh Tamiang sejak Agustus 2017 lalu menjadi wahana baru untukku mengeksplor segala kemampuanku. Selain bisa menambah temen-temen baru as perpanjangan tali silaturahmi, tentunya menjadi ladang untuk menanam kebaikan. Yes?

Well tulisan-tulisan sebelumnya yang ada gambar ACT dan Team, itu juga bahagian perjalanan menuju percepatan untuk menambah amalan kebaikan. Peace! Usia kita yang hanya kurang lebih dari usia Nabi, tak mungkin kita gunakan hanya untuk bersenang-senang ala-ala duniawi, tapi kita kudu membuat resolusi baru setelah Muharam berlalu yakni menjadi pribadi hebat full manfaat. In syaa Allah. Untuk urusan dunia, berjalanlah!. Untuk urusan akhirat, bersegeralah!.
_________

Setelah pidato Donal Trump, 06 Desember 2017 yang secara sepihak menyatakan bahwa “Yerussalem is the capital of Israel”, sontak membuat geram seluruh Muslim maupun non Muslim di dunia. Pernyataan tersebut benar-benar memicu amarah umat Islam di seluruh dunia, khususnya Palestina yang sampai saat ini masih saja merasakan sulitnya hidup di negara sendiri, bersebab benalu yang mencoba menjadi tuan rumah dari inang yang dihinggapinya. Luar biasa pengecut. 

Tak kalah aksi, Erdogan lantas menantang Israel dan menyatakan bahwa Turki tak akan tunduk dengan uang. Hingga saat ini semangat kemanusiaan masih terus membara dan akan terus membara sebagai mana pidato yang pernah disampaikan oleh Ismail Haniyeh bahwa Indonesia harus terus memelihara semangat untuk membela Palestina. 

Dari titik inilah MRI Aceh Tamiang mengawali langkah untuk turun melakukan penggalangan dana. Memang tidak banyak yang bisa kita kumpulkan untuk Palestina, tapi langkah-langkah yang telah kita relakan untuk berpanas-panasan di bawah terik matahari dan tak kalah lagi sikap acuh yang muncul dari masyarakat yang enggan berdonasi membuat kita harus tetap teguh dan berlapang dada sehingga semua waktu yang telah direlakan untuk menggalang dana berbuah ibadah. Kita tak berharap apapun dari semua ini melainkan kebaikan yang akan berbalas kebaikan dari Yang Maha Baik, Allah Swt. Tentunya sebagai pemberat amalan ibadah ketika kita dikumpulkan di padang mahsyar kelak, sementara kita disibukkan untuk mencari amalan-amalan kebaikan. Amalan-amalan ringan seperti inilah yang kita harapkan agar di akhirat kelak menjadi amalan kebaikan yang nyata yang bisa kita bawa ke hadapan-Nya.
__________

Siang itu Kak Nin call me... 
“Ndah, di mana?”
“Bisa ikut galang dana ga?”
“In syaa Allah, bisa kak. Di mana?”
“Kemrata, Aras Sembilan.”
“Ok.”

Satu yang terpikir di benak adalah segera kirim pesan ke grup WhatsApp MRI Aceh Tamiang dan menyampaikan kalau kita butuh team sebagai teman ke kemrata. Tak ada respon. 

“Assalamu’alaikum, Kak Maryam lagi di mana? Yok kita galang dana di kemrata, Aras Sembilan.”
“Emmm... yakin?”
“Yakinlah, kenapa?”
“Nanti kakak kabari.”

Setelah sholat maghrib, kami berangkat ke tempat yang di tuju. Aras sembilan. Jalanan sunyi, sepi, gelap, dan dijejali dengan pepohonan sawit. Menyeramkan. Ow ow ow. Disepanjang perjalanan aku hanya bisa berucap istighfar. Sesekali aku mengajak Kak Maryam bicara. Untuk mengalihkan rasa takut yang  kadang berbisik. Hehe. Tenang saja, kita dalam lindungan Allah, tadinya udah izin ke orang rumah kalau kita mau galang dana. 

Perjalanan tertempuh selama kurang lebih satu jam. 

Sesampainya di tempat kita briefing dan berbagi tugas. 

“Kamu bawa orasi Ndah!”
“Ane?”
“Iya, siapa lagi?”
“Noh ada Ila, Kak Raudha, Kak Jannah.”
“Udah, ente saja!”

Tak menunggu lama kita dipersilahkan panitia kemrata untuk tampil membawakan orasi tentang Palestina. Duh, tadinya sih sakit perut. Sontak sakit perutnya hilang akibat diminta nampil jadi orator malam-malam diantara ramainya peserta kemrata yang terdiri dari adik-adik SD, SMP, dan SMA disertai masyarakat setempat yang ikut hadir karena bertepatan malam api unggun. Luar biasa.

Bla bla bla... Takbir!!!

Nasyid Shotul Harakah semakin membakar semangat. “... Ketika Yahudi-Yahudi membantaimu... merah berkesimbah di tanah airmu, harum mewangi genangan darahmu, membebaskan bumi jihad Palestina...”

Terkadang, kita perlu suatu hal yang bisa menambah atau membakar semangat kita dalam berjihad misalnya. Kita butuh lirik-lirik yang benar-benar memuncakkan ghirah atau semangat membela Palestina menjadi lebih besar. 

Jangan pandang sebelah mata dari aksi turun jalan untuk menggalang dana, pandanglah niat kita yang benar-benar lurus, lillah. Karena Allah.



Tak butuh waktu lama untuk bergerilya mengumpulkan donasi malam itu. 15 menit waktu yang cukup untuk kita melakukan orasi dan penggalangan dana. Setelah selesai kita langsung melakukan hitung cepat dan alhamdulillah donasi kita pada malam 13 Desember 2017 yang bertempat di Kemrata, Aras Sembilan sejumlah Rp. 1.857.000,-

Usai melakukan penggalangan dana kita langsung pulang dan sampai di rumah Kak Maryam dengan selamat pukul 11.00 pm. Kita berempat, aku bareng Kak Maryam dan Kak Raudha bareng Kak Jannah. 
______

Rada serem sebenernya kalau inget-inget track ke Aras Sembilan, bagiku. Tapi bagi Kak Raudhah dan Kak Maryam, ini mah belum ada apa-apanya. Haha. Sepi, sunyi, gelap, dan penuh dengan pohon-ponon sawit yang semakin membuat suasana makin serem. Astaghfirullah... aku hanya bisa istighfar sepanjang perjalanan. Pantaslah Kak Maryam sempat ragu padaku dengan pertanyaannya yang berulang-ulang ... “Yakin dek?” “Yakin dek?” haha ternyata seperti ini. 
Alhamdulillah ala kulli hal. 

Temen perjalanan kali ini, lagi-lagi Kak Maryam dan Kak Raudhah plus Kak Jannah jadi parter perjalanan yang menyenangkan. The best one, Kak Maryam. Thanks banyak-banyak udah ngegoncengin ane yang rada endut. Euuuuhhh... pokokna mah gitu yah. Kak Raudhah, maaf  daku sempet buat ribet perjalanan. 

Satu hal yang akan terus kuingat dari perjalanan ini. "Kita tak pernah tau kalau kita tak pernah mencobanya". Sebab track perjalanan ini memang tak kuketahui sejak semula Kak Nin memintaku untuk datang melakukan penggalangan dana. Aku hanya mengiyakan ajakannya saja, titik. 


Masih ada kisah berikutnya... terus pantengin blog saya yah! In Syaa Allah, tulisan-tulisan ini bisa menambah informasi update untuk kita semua dan memantapkan keyakinan bahwa Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) melakukan tindakan nyata.

Semoga aksi penggalangan dana malam itu juga dapat menumbuhkan rasa cinta di hati anak-anak pramuka pada Palestina. In syaa Allah. 

#LetsUniteForAlQuds
#TolakPernyataanTrump
#PalestinaWillBeFree
#ACT
#MRIAtam

4 komentar:

  1. luar biasa emng dk perjalnan kita malam tu, tapi luar biasa, kisah kita ini tidak akan terulang tapi akan manjd perjalnan baru kedepannya. tetap semngat ya dk, hubungi daku terus jika ada apa2 ya, hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha... Phiuuuuuuh berasa jadi Koboy Ketakutan. Brrrrr

      Hapus
  2. Mau tanya, siapa yg request Ndah? hehe

    BalasHapus