Sabtu, 03 Desember 2016

Ukhuwah Fillah

Ada kata yang terkadang tak mampu kuutarakan.
Jika dapat kutitip pada hujan,
izinkan lisan ini mengalirkan sejuta maaf.

Pada kisah yang mungkin telah digariskan oleh Tuhan,
sugguh kedua tanganku tak mampu menahan
dan tak bisa aku menolak.

Diam, menjadi bahasa terakhir ketika kata-kata bersembunyi untuk menenangkan gejolak di jiwa.
Ah... Aku yakin kau baik-baik saja.
Tuhan kita telah mengetahui semua.
Aku tak bermaksud menyakiti, dan
Kau tak akan terlukai.

Ingatkah bahwa semua kembali pada-Nya?
Langkah-langkah itu telah menjadi saksi
Maka kuharap engkau tetap meridhai.

Duhai engkau yang telah masuk ke dalam hati
Namamu kian terpatri dalam memori
Hingga aku tak sanggup melihatmu terlukai
Namun, aku juga tidak berdaya,
saat Tuhan menguji persaudaraan kita

Hanya harap yang dapat kulambungkan setinggi langit
Semoga ukhuwah kita tetap abadi.
Merebakkan aroma syurgawi.

Batu, Lisan yang kerdil

0 komentar:

Posting Komentar