Minggu, 18 Maret 2018

Aku: 3




Kau tau bagaimana mentari merangkak 
dan senja meluncur dengan girangnya?
Seperti mendaki puncak dan kemudian turun dengan bahagianya

Kau tau bagaimana aku melukismu?
Penuh rasa, tumpah seluruhnya pada kanvas putihmu
Aku tak peduli bila warnaku hanya sebatas abu-abu
Namun tetap kucoba melukismu, semampuku

Saat langkahku mengawal, menapak
Tak kuhirau seberapa banyak rintang kan menghadang
Kadang harus terjatuh, mengalah, atau berhenti sebentar
Melawan rasa untuk menyerah dan kembali saja
Tapi, mimpiku cuma satu
Tapak kakiku harus sampai pada puncak tertinggi itu

Ini bukan ambisi
Ini bentuk kekuatanku sebagai manusia militan
Pantang berputus asa 
Tetap tegak bak karang
Meski berkali-kali dihempas ombak

Ini bukan sekedar imajinasi
Melukismu dengan warna abu-abu 
Lalu, hadir rupa nan elok dipandang mata
Lisan yang selalu terdengar menyejukkan
Hadir yang dinantikan
Kepergian yang sungguh tak diinginkan

.....
Beranda Hidup




4 komentar:

  1. Super sekaliii... daebak..
    Masya Allah.. lanjutkan mujahidah tamiang!!😁

    Allahu Akbar!!

    BalasHapus
  2. Hoiii... Kak Kim. Hayuuuuk project kita kandaskan!

    BalasHapus
  3. masya Allah, tergambar seseorang yg mnjadi seorang pemberi semngat, terus smngat utk dia, ahai :-D

    BalasHapus
  4. Ahahaha Kak Maryam. Thank kak. Doakan awak kak. Kuat selalu.

    BalasHapus